Vegetarian Sehat Tak Kurang Gizi

Diposting oleh ANDI , 27 Februari 2009

Pola makan vegetarian tampaknya kini makin digandrungi. Menurut Drs. Susianto, ketua operasional International Vegetarian Union, untuk kawasan Asia Pasifik, jumlah anggota Masyarakat Vegetarian Indonesia saat ini sudah mencapai 60.000 orang. Para vegetarian memiliki tingkat komitmen beragam. Mulai dari flexitarians (yang masih mengonsumsi sedikit daging), lacto ovo vegetarians (yang membatasi hanya pada produk olahan hewan, seperti susu atau keju), sampai vegan yang hanya makan sumber nabati saja. Menjalani pola makan vegetarian haruslah direncanakan betul agar tubuh tidak kekurangan nutrisi penting. Sebelum kebablasan dengan pola makan yang keliru, pelajari dulu seluk-beluk menjadi vegetarian yang sehat.

JANGAN ASAL PILIH
Banyak orang beranggapan, menjadi vegetarian artinya harus menghadapi sederet tantangan akibat jenis makanan yang terbatas. Misalnya, sebagai pengganti sumber protein hewani, pilihannya kalau bukan tempe, ya, tahu. Tak heran bila lama-kelamaan Anda bosan, dan akhirnya malas makan. Akibatnya, tubuh gampang lemas. Anggapan ini keliru. Soalnya, kini makin banyak restoran dan supermarket yang menyediakan alternatif makanan hewani yang tak kalah lezat. Batang jamur dan sejumlah bumbu disulap jadi ‘dendeng daging’. Ada pula ayam ‘jadi-jadian’ yang dibuat dari kedelai, lengkap dengan tekstur suwiran khas ayam. Menjadi seorang vegetarian tak lagi jadi beban yang menyiksa.

Perasaan lesu yang kerap diasosiasikan dengan pola vegetarian, timbul akibat tubuh kekurangan energi. Padahal, sumber energi yang utama berasal dari karbohidrat, bukan hewan atau sayuran. Sehingga, menjadi vegetarian tidak merugikan aktivitas sehari-hari. Menurut ahli nutrisi dan diet, dr. Carmelita Ridwan, wanita dewasa perlu kalori sebanyak 1.500 hingga 2.200 kkal setiap hari. Dan, 60% dari jumlah tersebut, sekitar 250 gram, harus bersumber dari unsur karbohidrat. “Jenis karbohidrat yang dipilih sebaiknya bersifat kompleks, seperti beras merah, roti gandum, atau kacang-kacangan. Karena, energi dari jenis karbohidrat ini sanggup bertahan lebih lama,” katanya.

Dr. Carmelita melihat, menjadi vegetarian juga tak berarti miskin protein. Toh, kebutuhan protein orang dewasa hanya berkisar 10%-12% dari total kalori harian, atau 0,8 – 1 gram dari berat badan normal. Takaran ini bisa tercukupi dari sumber nabati. Makan empat potong tempe ukuran sedang sehari sudah bisa memenuhi setengah dari kebutuhan itu. Ini belum menghitung konsumsi protein nabati lain, seperti tahu dan kacang-kacangan. Susianto menambahkan, tempe bisa menjadi sumber vitamin B12 yang selama ini dianggap hanya terdapat dalam daging.

Selain vitamin B12, nutrisi lain yang biasa diperoleh dari sumber hewani, seperti omega 3 dan kalsium, juga dapat tergantikan lewat pola makan vegetarian yang tepat. Kalsium tak melulu hanya ada pada susu sapi, keju, atau yoghurt. Sayuran berwarna hijau tua, seperti brokoli dan bayam, juga bisa menjadi sumber kalsium yang baik selain susu kedelai.

Sumber omega 3 juga bisa ditemukan dalam biji labu atau kenari. Namun, memang tidak semua unsur omega 3 ada di tumbuhan. Zat EPA dan DHA, misalnya, hanya terdapat pada ikan. “Tapi, unsur omega 3 yang lain, yaitu alpha linoleic acid (ALA) –seperti yang terdapat dalam biji labu atau kenari-- bisa diubah menjadi EPA dan DHA saat dicerna di dalam tubuh,” ujar dr. Carmelita.

Pengobatan Tradisional China bagi Penyakit Diabetes

Diposting oleh ANDI












Laporan ilmiah tentang penelitian pengobatan tradisional Cina telah membawa manfaat bagi orang yang menderita diabetes tipe 2. Kerja sama para ilmuwan dari Cina, Korea, dan Australia di Institute Garvan Sydney telah menemukan bahwa suatu senyawa dari akar tanaman alami yakni berberine bisa memberikan perawatan yang efektif.

Berberine (C20H19NO5), suatu alkaloid berwarna kuning yang diproses dari akar tanam-tanaman obat, dan di Tiongkok telah lama digunakan untuk penyembuhan luka dan perawatan diare. Hal tersebut telah didokumentasikan dalam literatur Cina yang mempunyai pengaruh untuk menurunkan glukosa bagi penderita penyakit kencing manis; namun hingga sekarang cara kerjanya belum diketahui.

Ilmuwan Garvan, Dr Jiming Ye berkata: "Studi kita pada binatang sebagai model menunjukkan bahwa berberine bereaksi pada suatu bagian dengan mengaktifkan sebuah enzim di dalam otot dan hati yang meningkatkan kepekaan jaringan hormon insulin guna menurunkan kadar gula darah. Manfaat lainnya lagi, kelihatannya berberine benar-benar dapat membantu mengurangi berat badan".

Pengobatan yang ada sekarang bagi penderita diabetes tipe 2 yaitu metformin dan TZD bagi sejumlah besar pasien dapat menyebabkan tambahan berat badan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengembangkan terapi pengobatan baru untuk penyakit diabetes tipe 2, yang saat ini telah menjadi penyakit yang semakin banyak diderita orang.

"Berberine sudah digunakan untuk beberapa dekade, dengan efek samping yang sangat kecil. Dengan berbagai keterbatasan pengobatan yang selama ini ada, kita tertarik untuk membuktikan bahwa berberine bisa memberikan perawatan baru untuk membantu penderita diabetes tipe 2. Meskipun penggunaannya tersebar luas dalam praktek pengobatan tradisional Tiongkok, kita akan terus mengevaluasi uji klinis yang pasti,” kata Professor James, kepala Program Riset Diabetes & Obesity Garvan yang berprofesi juga sebagai asisten penulis laporan Diabetes.

Langkah selanjutnya adalah menyelidiki bagaimana cara berberine mengaktifkan enzim untuk mempengaruhi kepekaan hormon insulin ini. Berberine juga telah dilaporkan memiliki sifat anti mikroba, antitumor dan anti-inflamasi ketika diberikan melalui mulut.

Studi tentang Diabetes ini diterbitkan pada bulan Agustus. Judulnya adalah: "Berberine, suatu produk tanaman alami, mengaktifkan protein kinase AMP-activated bermanfaat bagi metabolisme penderita diabetes dan kondisi resistan insulin.”

Reference: http://www.sciencedaily.com/releases/2006/07/060731113333.htm

Kurangi Garam dan Vegetarian Dapat Panjang Umur

Diposting oleh ANDI













Guangxi Bama merupakan desa dengan penduduk berusia panjang terbanyak urutan kelima di dunia, dewasa ini terdapat 74 orang manula berumur di atas seratus tahun. Penyebab orang Bama panjang umur pernah menjadi fokus utama penyelidikan para ahli di dalam maupun di luar negeri. Temuan penyelidikan mereka mengungkapkan, selain faktor keturunan dan lingkungan, ciri khas menu makanan orang Bama adalah rendah lemak, rendah protein hewani, rendah garam, rendah kalori, tinggi vitamin dan tinggi serat, hal ini merupakan sebab utama mereka panjang usia.

Para peneliti Universitas di Amerika beranggapan, banyak mengonsumsi makanan yang mengandung anti oksidan dapat memperpanjang usia, keefektifannya jauh melebihi obat-obatan suplemen. Makanan orang Bama justru kaya anti oksidan seperti vitamin E, vitamin C dan betakaroten dan lain lain.

Para peneliti menemukan, menu vegetarian merupakan makanan utama orang Bama, seperti bubur jagung dipadu dengan ubi jalar dan beraneka sayur mayur serta berbagai jenis kedelai. Metode perpaduan ini menimbulkan sinergi yang meningkatkan nilai gizi masing-masing bahan. Mereka kebanyakan menumis sayuran dengan tea-seed oil (dikenal juga minyak camellia) dan minyak huo maren (dari tumbuhan Cannabis Sativa), dicampur sedikit minyak hewani.

Dewasa ini minyak Huo Maren merupakan minyak nabati umum yang paling banyak mengandung lemak tak jenuh (lemak baik), para ahli mengungkapkan bahwa minyak tersebut berkhasiat menurunkan tekanan darah dan kolesterol, mencegah pengerasan pembuluh darah, meningkatkan stamina sehingga menghambat penuaan.

Di samping itu, para ahli juga mendapatkan indikasi yang mengherankan, yaitu konsumsi makanan orang Bama hanya sekitar 2/3 orang biasa, makanan mereka terbatasi secara alamiah. Pada umumnya, makanan orang normal dipertahankan di atas 2400 kcal, namun manula berusia panjang di Bama kebanyakan hanya memakan sekitar 1400 s/d 1500 kcal. Inikah penyebab manula Bama berusia panjang, belum ada kata sepakat dalam dunia ilmu gizi. (Jiankang Rexian)

Vegetarian Kurangi Risiko Psoriasis

Diposting oleh ANDI , 26 Februari 2009















Ahli gizi dr Ekky M Rahardja, MS, SpGk mengatakan bahwa dengan menjadi vegetarian dapat menurunkan kadar penyakit psoriasis.

Menurutnya, psoriasis adalah suatu proses inflamasi yang menyebabkan kelainan pada sistem kekebalan tubuh (autoimunitas) yang kemudian berefek pada kelainan kulit yang ditandai dengan proses pergantian kulit yang terlalu cepat.

Untuk mengendalikan proses inflamasi tersebut, menurutnya, dibutuhkan asupan makanan yang antiinflamasi, seperti sayur-sayuran hijau, buah-buahan, dan ikan segar.

Hal tersebut disampaikannya pada acara edukasi awam stop psoriasis di Jakarta, Minggu (15/2). Lebih lanjut ia menceritakan sebuah kisah tentang para tahanan perang dunia yang berhasil meredam penyakit psoriasis selama mereka di penjara.

"Selama di penjara para tahananan tersebut hanya diberi makan sayuran. Hasilnya selama mereka di penjara, psoriasis mereka tidak pernah kambuh. Namun setelah mereka keluar dari penjara dan bebas makan apa saja justru psoriasis mereka kembali kambuh," papar Ekky.

Ia juga meyakinkan kepada semua peserta yang hadir bahwa menjadi vegetarian akan membuat Anda tetap sehat dan bugar.

Ia menampik semua pendapat yang mengatakan bahwa menjadi vegetarian akan membuat badan kita lemas karena kekurangan protein. Menurutnya, dengan menjadi vegetarian tubuh kita akan tetap sehat karena pada dasarnya kita lebih dekat kepada makhluk herbivora bila melihat anatomi kita.

Namun, ia juga menganjurkan untuk mengombinasikan pola makan kita sekali-kali dengan mengonsumsi daging. Pasalnya kandungan zat besi dan kalsium yang ada pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada kalsium yang ada di sayur.

POLA KONSUMSI PANGAN MASA KINI & KELESTARIAN DUNIA

Diposting oleh ANDI , 10 Februari 2009

Disadur dari makalah yang ditulis oleh Stefania Massari tahun 2001 yang berjudul “Current Food Consumption Patterns and Global Sustainability”

A. Pertanian & Air Bersih

Tahun 2020, penduduk dunia diperkirakan berjumlah 7.5 milyar, dengan rincian 6.3 milyar penduduk tinggal di negara berkembang dan 1.2 milyar penduduk tinggal di negara maju. Setiap tahun akan ada pertambahan 93 juta penduduk dunia. 97.5 % pertambahan penduduk terjadi di negara berkembang dan hanya 2.5 % di negara maju. Pertambahan penduduk jelas membutuhkan pertambahan pangan terutama dari pertanian dan juga air bersih.

Bagi sebagian besar penduduk dunia, pertanian adalah mata pencaharian yang paling utama bahkan satu-satunya. Pada tahun 1996, sebanyak 3.1 milyar penduduk dunia tinggal di desa, dan 2.5 milyar penduduk dunia tergantung secara langsung sebagai tenaga kerja dalam pertanian. Di beberapa negara miskin dunia, sumbangan pertanian terhadap Produksi Nasional Bruto / Gross Domestic Product (GDP) mencapai 40-60 %. Tanah pertanian telah menutupi 28% dari seluruh tanah di permukaan bumi. Area pertanian yang mendapat irigasi di seluruh dunia kira-kira 270 juta hektar, dan terus meluas sebanyak 3,3 juta hektar per tahun. [1]

Dalam hanya tempo 50 tahun sejak tahun 1950, produksi pertanian dunia telah meningkat sebanyak 60%, bandingkan dengan tingkat produksi tahun 1950 yang baru tercapai setelah 10.000 tahun perkembangan pertanian. Percepatan peningkatan produksi itu berkaitan dengan penggunaan mesin, pupuk buatan, bibit unggul, dan irigasi. [2] Dalam tempo 50 tahun terakhir, Cina, Meksiko, Inggris dan Perancis telah berhasil meningkatkan panen gandum mereka empat kali lipat per hektar, sementara Amerika Serikat telah melakukan hal yang sama dengan jagungnya. Kenaikan produksi pertanian yang mengagumkan juga dicatat negara India. Namun saat ini produksi pertanian mengalami kemandekan karena tanah pertanian sudah dieksploitasi secara berlebihan. [3]

Sekitar 72% dari penggunaan air bersih di seluruh dunia adalah untuk pertanian, baik untuk pertanian pangan manusia maupun pertanian pakan ternak. Meningkatnya kebutuhan pangan manusia dan pakan ternak telah menyebabkan meningkatnya persaingan global yang sangat tajam untuk memperoleh air bersih. Kebutuhan dunia akan air bersih untuk pertanian pada tahun 2025 diperkirakan 57% lebih tinggi dari tingkat tahun 2001. Kelangkaan air bersih telah melanda seluruh dunia [4]. Air bersih sangat langka di beberapa kawasan tertentu, dan didistribusikan secara tak merata, lebih-lebih pada musim kering/kemarau, bahkan parahnya, saat ini air bersih sama sekali tak tersedia untuk konsumsi penduduk di beberapa kawasan dunia, terkait dengan pencemaran air atau intrusi air laut. Pada tahun 2000, 26 negara dengan penduduk 300 juta telah menderita kelangkaan air bersih, dan diperkirakan pada tahun 2020 dua pertiga penduduk dunia akan menderita kelangkaan air bersih pada tingkat sedang sampai parah. [5]

B. Peternakan & Pakan Ternak

Pada tahun 2000, di seluruh dunia, terdapat sekitar 1331 juta sapi, 1060 juta domba, dan 905 juta babi. Total populasi ternak tahun 2000 adalah 20.6 milyar, 14.3 milyar diantaranya adalah ayam. Perbandingan ternak dan manusia tertinggi adalah di New Zealand, yaitu 12 domba untuk 1 manusia. [6]

Antara tahun 1950 sampai 1990 produksi daging telah meningkat hampir 1000% di Cina dan sekitar 700% di India. Secara global, produksi daging unggas meningkat 773% dan daging babi meningkat 225%, hanya dalam jangka waktu 40 tahun. Fakta ini sudah cukup untuk menjelaskan betapa beratnya beban yang harus dipikul lingkungan akibat meningkatnya produksi daging ternak.

“Revolusi Peternakan” adalah istilah untuk pergeseran dari pertanian pangan manusia menjadi pertanian pakan ternak. Revolusi Peternakan sedang berlangsung di hampir semua negara berkembang. Salah satu pakan ternak utama adalah jagung. Produksi jagung telah meningkat secara drastis dalam 30 tahun terakhir, karena jagung merupakan pakan utama bagi peternakan mamalia, unggas dan ikan. Saat ini kira-kira 66% dari produksi jagung digunakan sebagai pakan ternak. [1] Dapat dibayangkan betapa makin meningkatnya angka kelaparan di negara berkembang yaitu ketika manusia dan ternak bersaing mendapatkan makanan.

Berjuta-juta hektar hutan tadah hujan tropis telah hilang, terkait dengan meningkatnya pertanian pakan ternak dan peternakan itu sendiri. Kecenderungan global masa kini adalah peternakan intensif, dengan menempatkan sejumlah besar ternak pada lahan sempit. Di Amerika Tengah , misalnya, 6 juta hektar hutan telah dikonversi menjadi lahan peternakan sapi sejak tahun 1950, dimana lebih dari 50% lahan peternakan sapi di kawasan Amazon telah ditinggalkan karena telah terdegradasi sangat parah. [7]. Ternak yang merumput secara berlebihan menyebabkan erosi dan penurunan kesuburan tanah. Dampak lingkungan ini telah ditemukan di kawasan yang sangat luas di benua Afrika dimana tempo rehat dari peternakan yang dibutuhkan untuk pemulihan kesuburan tanah peternakan sudah tak dihargai lagi, dan ternak dalam jumlah besar terus dipelihara di lokasi yang sama pada periode yang lama. [8] Karena itu gurun Sahara di Afrika semakin meluas dari tahun ke tahun.

Peternakan, melalui pertanian pakan ternak, secara tak langsung telah mencemari lingkungan melalui penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Penggunaan pupuk NPP (Nitrogen Phosphorous Potassium) kira-kira 11.6 kilogram per hektar di negara-negara Afrika Sub-Sahara, 158 kilogram per hektar di negara-negara Eropa, dan sekitar 265 kg per hektar di Asia Timur, sebuah kawasan di dunia yang paling intensif memakai pupuk kimia. [9] Pertanian organik yang bebas dari pestisida dan pupuk kimia adalah pilihan alternatif bagi kelestarian lingkungan hidup.

Peternakan secara tak langsung telah mendorong penangkapan ikan laut berlebihan akibat meningkatnya permintaan atas daging ikan laut sebagai pakan ternak (sapi & ikan). Populasi ikan laut sebenarnya terus menurun dan telah mendekati kepunahan di beberapa perairan di dunia, namun ironisnya penangkapan/produksi ikan laut terus meningkat. Produksi daging ikan laut bahkan melebihi produksi daging sapi dan daging domba, yaitu mencapai tingkat 86 juta ton pada tahun 1998. [10] Produksi pakan ternak dari ikan laut sungguh boros: dari 1000 kilogram ikan laut yang ditangkap, hanya dihasilkan 216 kilogram daging ikan laut untuk pakan ternak.[11]

C. Pola Konsumsi Pangan Masa Kini

Sebuah kecenderungan umum di seluruh dunia dewasa ini adalah urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota). Pada tahun 1960, 1 di antara 3 orang di dunia tinggal di kota. Pada masa kini (2001), 1 dari 2 orang di dunia tinggal di kota. Diperkirakan pada tahun 2025, 3 dari 5 orang di dunia tinggal di kota. Urbanisasi menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan. Di kota, sejalan dengan peningkatan pendapatan, perubahan gaya hidup akibat pengaruh iklan/promosi di televisi, pola konsumsi pangan umumnya cenderung mengarah pada pola konsumsi daging cepat saji yang “hemat waktu” dan “lezat nikmat”misalnya ayam goreng, hamburger atau pizza. [12]. Persepsi masyarakat yang tak berpendidikan tinggi di seluruh dunia pada umumnya sama, yaitu daging “dibutuhkan” dan “baik untuk kesehatan” sehingga ketika harga daging turun maka konsumsi daging meningkat. [13] Namun masyarakat yang berpendidikan tinggi umumnya justru mulai mengurangi konsumsi daging karena alasan kesehatan dan meningkatkan konsumsi produk pangan dari pertanian organik yang mereka anggap sehat, suatu kecenderungan yang populer belakangan ini, khususnya di negara-negara maju. [14] Tahun 1998 penjualan produk pangan dari pertanian organik di Amerika Serikat mencapai 7.8 milyar dollar Amerika. [15] Produksi pangan dari pertanian organik di Perancis juga telah meningkat 50% pada tahun 1999 dibandingkan tahun 1996. [16] Sebaliknya, masyarakat di negara berkembang yang umumnya kurang terdidik justru meningkatkan konsumsi daging seiring dengan gencarnya promosi/ iklan makanan hewani cepat saji di televisi misalnya ayam goreng, hamburger, dan pizza. Konsumsi daging rata-rata per orang di negara berkembang tahun 1996 telah meningkat 50% dibandingkan tahun 1976. Tingkat konsumsi daging di negara berkembang tahun 2000 adalah 24 kilogram per orang per tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 64 kilogram per orang per tahun. Di Cina dan negara Asia Timur lainnya, sejak tahun 1980 konsumsi daging rata-rata naik 5% setiap tahun. Konsumsi daging di Cina tahun 1996 adalah 41 kilogram per orang per tahun, naik dua kali lipat lebih dibandingkan tahun 1986 yang hanya 20 kilogram per orang per tahun. [17]

BUAH DAN SAYUR UNTUK TERAPI

Diposting oleh ANDI

Hidangan berupa buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi sebagai minuman dan makanan sehari-hari, biasanya ditekankan pada selera konsumen. Dengan demikian, hidangan tersebut harus terasa enak selain aromanya cocok dan berwarna menarik. Secara umum, buah-buahan ataupun sayuran seperti pepaya, apel, mangga, wortel, tomat, seledri, dan lain-lain akan tetap cemerlang warnanya bila dicampur dengan sedikit jeruk (lemon, keprok, atau nipis). Penambahan jeruk juga akan menambah khasiat dari juice atau masakan itu sendiri. Untuk pemanisnya lebih dianjurkan menggunakan madu atau gula merah (khususnya juice alpukat).

Bagi yang sibuk, membeli juice dan penganan jadi di restoran atau kedai makanan dan minuman lebih praktis bila dibandingkan dengan membuatnya sendiri di rumah. Namun, bila ditelaah lebih lanjut membuat juice dan penganan lain dari buah dan sayuran sebenarnya tidak sulit dan tidak memerlukan ketrampilan khusus karena proses pembuatannya sangat sederhana.

Pembuatan juice dan penganan lain di rumah mempuyai beberapa keuntungan sebagai berikut: Buah dan sayuran yang digunakan dapt dipilih yang benar-benar matang dan segar. Dengan demikian vitamin, mineral, dan substansi lainnya masih dalam keadaan baik.

Dapat dikontrol dengan tepat perbandingan berat buah atau sayuran yang dicampur. Kebersihan lebih terjamin. Lebih ekonomis karena harga buah-buahan dan sayuran mentah lebih murah daripada harga juice dan penganan yang siap untuk disantap. Kombinasi berbagai macam buah dan sayur akan menjadikan penganan atau juice kelihatan menarik.

Selain itu, kombinasi berbagai macam buah dan sayur akan menambah khasiat penganan atau juice itu sendiri. Resep-resep mutakhir buah dan sayur sebagai pencegah maupun penyembuh penyakit akan disajikan sebagai berikut:

Juice Sirsak, Nenas, dan Pepaya
Khasiat: memperlancar penceranaan makanan, anti sembelit, dan meningkatkan nafsu makan. Bahan: 250 g sirsak, 100 g nenas, 100 g pepaya, 2 sendok makan air jeruk nipis, 2 sendok makan madu, 100 cc air dingin atau es. Cara membuat: Sirsak dan air dibuat juice, diberi madu dan air jeruk nipis. Nenas dan pepaya dipotong-potong berbentuk dadu kecil. Campurkan potongan nenas dan pepaya dengan juice sirsak.

Wedang Jahe Semangka
Khasiat: melancarkan pencernaan dan mencegah kanker. Bahan: 250 g buah semangka, 250 ml air, 125 ml sari jahe, 2 sendok makan gula pasir, 1 ons irisan jahe. Cara membuat: buah semangka dibuat bulat-bulat dengan cetakan, lalu dinginkan beberapa jam dalam lemari es. Campurkan air, sari jahe, dan gula, lalu didihkan dengan api sedang. Campurkan semua bahan kemudian hidangkan.

Nanas Campur
Khasiat: membantu pencernaan protein, membantu kesehatan mata, menurunkan kolesterol darah, dan menjaga kesehatan kulit. Bahan: 100 g wortel, 100 g mentimun, 250 g nanas matang, 4 buah cabe merah, 50 ml cuka, 400 ml air, 100 g gula merah, garam secukupnya. Cara membuat: Bersihkan (cuci) sayuran dan buah-buahan, wortel, mentimun, dan nanas dipotong-potong sebesar batang korek api atau diparut gobet. Haluskan cabai merah kemudian tambahkan cuka, air, gula merah, dan garam. Selanjutnya didihkan hingga gula larut. Masukkan wortel, mentimun, dan nanas. Biarkan hingga bumbu meresap.

Teh Jeruk Segar
Khasiat: menyembuhkan sariawan, menghilangkan batu empedu, dan mencegah sembelit. Bahan: 2 kantung teh celup, 500 ml air mendidih, 60 ml air jeruk nipis, 50 cc madu, 250 g nanas, cincang kasar, 500 ml sari jeruk lemon, 150 g melon, potong kecil-kecil, 2 buah jeruk lemon berkulit, iris tipis. Cara membuat: Tuangkan air mendidih ke dalam teh celup sampai sari teh keluar, kemudian disisihkan. Didihkan air jeruk nipis dan gula pasir di atas api sedang sampai gula larut. Angkat dan biarkan sampai dingin. Ke dalam seduhan air teh, masukkan larutan gula dan air jeruk, nanas cincang, sari buah jeruk, sari buah lemon, potongan melon, dan irisan jeruk lemon, kemudian diaduk rata. Simpan di lemari pendingin sampai waktu dihidangkan. Sajikan dalam keadaan dingin dalam gelas.

Segelas Jus dan Manfaatnya

Diposting oleh ANDI

Berikut beberapa jenis buah yang dapat dinikmati sebagai jus yang menyehatkan:

* Alpukat
Buah ini banyak mengandung protein dan vitamin seperti vitamin A, B, B2, B3,
dan C. Buah bergizi tinggi ini, sangat baik jika dimakan setiap hari. Apalagi
alpukat tidak mengandung kolesterol dan baik untuk memperlancar peredaran
darah. Lemak dari daging buah alpukat baik pula dijadikan krem pelembap.

* Apel
Buah apel mengandung banyak megnesium, zat besi, dan silikon, potassium, fosfor,
sodium, kalsium, belerang, dan khlor. Apel juga mengandung vitamin A, B, dan
C. Zat asam pada apel merupakan zat pembersih tubuh yang sangat baik serta
dapat menyembuhkan peradangan dalam tubuh. Sisa ampas jus (sari) apel dapat
digunakan untuk menetralisasi lemak pada wajah.

* Bayam
Merupakan makanan penting untuk alat pencernaan, baik bagi saluran makanan
dalam tubuh seperti perut, usus dua belas jari, dan usus kecil serta usus
besar. Bayam mengandung unsur-unsur potasium, sodium, kalsium, iodin, magnesium,
fosfor, belerang, dan zat besi. Selain itu, bayam juga mengandung hampir semua
vitamin seperti A, B, C, dan E. Untuk mengatasi sembelit, minumlah jus atau
sari bayam sebanyak setengah liter sehari selama beberapa hari. Jus bayam
juga berkhasiat untuk mencegah penyakit gusi.

* Jeruk
Semua jenis jeruk merupakan sumber vitamin C yang utama. Kandungan vitamin
C yang utama dan membantu memperkuat jaringan otot-otot urat dan dinding pembuluh
darah. Penderita gusi berdarah, gigi rusak, dan sakit persendian, dapat diatasi
dengan segelas jus jeruk atau lemon setiap hari.

* Mentimun
Sayuran ini enak dimakan mentah serta menyehatkan. Irisan mentimun sebesar
mata dapat ditempelkan setiap tiga menit selama 20 menit pada kelopak mata
untuk mengatasi mata yang sering lelah dan mengantuk. Jus mentimun merupakan
salah satu diuresis terbaik untuk melancarkan air seni dan juga untuk menurunkan
darah tinggi.